Penjelasan, Jenis, Dan Pola Majas Lengkap
Majas adalah adalah bahasa kias dan indah yang di pakai untuk memperindah kalimat serta membuat kesan imajinatif dan juga memamerkan efek-efek tertentu baik itu lewat verbal atau tertulis untuk pembaca dan pendengarnya.
Selain itu, Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang menghasilkan suatu karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyodorkan anggapan dan perasaan, baik secara verbal maupun tertulis.
Selain itu, Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang menghasilkan suatu karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyodorkan anggapan dan perasaan, baik secara verbal maupun tertulis.
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, tergolong di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi sanggup memanfaatkan lebih banyak majas ketimbang prosa.
Manfaat Majas Untuk Karya Sastra
-Membuat suatu karya sastra kian bagus.
-Membuat karya sastra terlihat hidup.
-Membuat karya sastra kian berkualitas.
-Membuat karya sastra terlihat hidup.
-Membuat karya sastra kian berkualitas.
Karya Sastra Yang Sering Menggunakan Majas
-Puisi
-Pantun
-Novel
-Cerpen
-Hikayat
-Artikel
dan masih banyak lainnya.
-Pantun
-Novel
-Cerpen
-Hikayat
-Artikel
dan masih banyak lainnya.
Secara garis besar majas di bagi ke dalam empat jenis yakni selaku berikut di bawah ini.
Macam macam Majas
Secara garis besar majas terdiri atas empat macam majas yang tiap-tiap macamnya berisikan berbagai macam majas turunan,
Majas berisikan :
1). Majas Perbandingan;
2). Majas Pertentangan;
3). Majas Sindiran;
4). Majas Penegasan.
1. Majas Perbandingan
Pengertian Majas Perbandingan merupakan kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk mengembangkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Jika diamati dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas perkumpulan atau ungkapan merupakan perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
2) Metafora
Metafora merupakan majas yang mengungkapkan ungkapan secara pribadi berupa perbandingan analogis.
Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau golongan kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan selaku lukisan yang menurut persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat perjaka merupakan tulang punggung negara
Contoh:
a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
b) Raja siang keluar dari ufuk timur
c) Jonathan merupakan bintang kelas dunia.
d) Harta karunku (sangat berharga)
e) Dia dianggap anak emas majikannya.
f) Perpustakaan merupakan gudang ilmu.
Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau golongan kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan selaku lukisan yang menurut persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat perjaka merupakan tulang punggung negara
Contoh:
a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
b) Raja siang keluar dari ufuk timur
c) Jonathan merupakan bintang kelas dunia.
d) Harta karunku (sangat berharga)
e) Dia dianggap anak emas majikannya.
f) Perpustakaan merupakan gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi merupakan majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat mirip manusia.
Contoh:
a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c) Peluit wasit menjerit panjang menandai tamat dari pertarungan tersebut.
Contoh:
a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c) Peluit wasit menjerit panjang menandai tamat dari pertarungan tersebut.
4) Alegori
Alegori merupakan Menyatakan dengan cara lain, lewat kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang yang lain dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami selaku nahkoda, Istri selaku juru mudi
Alegori umumnya berupa kisah yang sarat dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup insan mirip sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang adakala susah ditebak kedalamannya, yang rela memperoleh segala sampah, dan yang pada kesannya berhenti dikala berjumpa dengan laut.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang yang lain dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami selaku nahkoda, Istri selaku juru mudi
Alegori umumnya berupa kisah yang sarat dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup insan mirip sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang adakala susah ditebak kedalamannya, yang rela memperoleh segala sampah, dan yang pada kesannya berhenti dikala berjumpa dengan laut.
5) Simbolik
Simbolik merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan selaku simbol atau lambang.
Contoh:
a) Ia tenar selaku buaya darat.
b) Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
d) Melati, lambang kesucian
e) Teratai, lambang pengabdian
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan selaku simbol atau lambang.
Contoh:
a) Ia tenar selaku buaya darat.
b) Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
d) Melati, lambang kesucian
e) Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia merupakan majas yang menggunakan ciri atau lebel dari suatu benda untuk mengambil alih benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
a) Di kantongnya senantiasa terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah senantiasa menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
c) Ayah pulang dari mancanegara naik garuda (maksudnya pesawat)
Contoh:
a) Di kantongnya senantiasa terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah senantiasa menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
c) Ayah pulang dari mancanegara naik garuda (maksudnya pesawat)
7) Sinekdok
Sinekdok merupakan majas yang menyebutkan bab untuk mengambil alih benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yakni menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala memperoleh Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yakni menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a) Dalam pertarungan final badminton Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan menegaskan idolanya malam nanti.
a) Pars pro toto, yakni menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala memperoleh Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yakni menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a) Dalam pertarungan final badminton Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan menegaskan idolanya malam nanti.
8. Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, mirip layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama air saya bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.()
Contoh:
Kau umpama air saya bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.()
2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan merupakan “Kata-kata berkias yang menyatakan kontradiksi dengan yang dimaksudkan bekerjsama oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau mengembangkan kesan dan pengaruhnya terhadap pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1) Antitesis
Antitesis merupakan majas yang memanfaatkan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan bazar itu.
b) Miskin kaya, elok buruk sama saja di mata Tuhan.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan bazar itu.
b) Miskin kaya, elok buruk sama saja di mata Tuhan.
2) Paradoks
Paradoks merupakan majas yang mengandung kontradiksi antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hiruk pikuk pesta yang sedang berjalan ini.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hiruk pikuk pesta yang sedang berjalan ini.
3) Hiperbola
Majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memamerkan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4) Litotes
Litotes merupakan majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya cuma dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kau mengajukan pertanyaan pada orang yang udik mirip saya
ini?()
Contoh:
a) Makanlah seadanya cuma dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kau mengajukan pertanyaan pada orang yang udik mirip saya
ini?()
3. Majas Sindiran
Majas Perbandingan merupakan kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk mengembangkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1) Ironi
Ironi merupakan majas yang menyatakan hal yang berlawanan denganmaksud menyindir.
Contoh:
a) Ini gres siswa teladan, saban hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu hingga tidak sanggup dibaca.
Contoh:
a) Ini gres siswa teladan, saban hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu hingga tidak sanggup dibaca.
2) Sinisme
Sinisme merupakan majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sungguh menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang cerdas sepertimu.
b) Lama-lama saya sanggup jadi abnormal menyaksikan tingkah lakumu itu.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sungguh menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang cerdas sepertimu.
b) Lama-lama saya sanggup jadi abnormal menyaksikan tingkah lakumu itu.
3) Sarkasme
Sarkasme merupakan majas sindiran yang paling kasar. Majas ini umumnya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah saya menyaksikan wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!()
Contoh:
a) Mau muntah saya menyaksikan wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!()
4. Majas Penegasan
Majas Perbandingan merupakan kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk mengembangkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Pleonasme
Pleonasme merupakan majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas biar secepatnya turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas biar secepatnya turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2) Repetisi
Repetisi merupakan majas perulangan kata-kata selaku penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pendekar kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pendekar kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3) Paralelisme
Paralelisme merupakan majas perulangan yang umumnya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta merupakan pengertian
Cinta merupakan kesetiaan
Cinta merupakan rela berkorban
Contoh:
Cinta merupakan pengertian
Cinta merupakan kesetiaan
Cinta merupakan rela berkorban
4) Tautologi
Tautologi merupakan majas penegasan dengan mengulang berulang kali suatu kata dalam suatu kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku cuma ingin bertukar anggapan saja.
b) Seharusnya selaku kawan dekat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku cuma ingin bertukar anggapan saja.
b) Seharusnya selaku kawan dekat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5) Klimaks
Klimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin usang makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang renta ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri problem pribadi seseorang.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang renta ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri problem pribadi seseorang.
6) Antiklimaks
Antiklimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin usang menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam program selamatan itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung siapa pun merayakan HUT RI ke -62.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam program selamatan itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung siapa pun merayakan HUT RI ke -62.
7) Retorik
Retorik merupakan majas yang berupa kalimat tanya tetapi tak membutuhkan jawaban. Tujuannya memamerkan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa hasrat sanggup didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kau bangga-banggakan ?
Yap, sekian postingan kali ini, jangan lupa untuk share dan mendatangi postingan lainnya! Semoga bermanfaat! Terimakasih!
Sumber https://mamasguru.blogspot.com/
Contoh:
a) Kata siapa hasrat sanggup didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kau bangga-banggakan ?
Yap, sekian postingan kali ini, jangan lupa untuk share dan mendatangi postingan lainnya! Semoga bermanfaat! Terimakasih!
BACA JUGA