Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen Juru Masak
Disini saya akan membagikan respon mengenai kiprah mengetahui kaidah bacaan teks cerpen juru masak.
Semoga membantu!
A. KOSAKATA DI CERPEN
Sumber https://mamasguru.blogspot.com/
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek condong padat dan eksklusif pada maksudnya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pemahaman modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang berhasil mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas ketimbang fiksi yang lebih panjang. Ceritanya dapat dalam banyak sekali jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, suatu suasana yang digambarkan singkat yang dengan segera tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan hadirnya novel yang realistis, dongeng pendek meningkat selaku suatu miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.Semoga membantu!
A. KOSAKATA DI CERPEN
1. Gulai: Sayur berkuah santan dan diberi kunyit serta bumbu khusus (biasanya diaduk dengan ikan, daging kambing, daging sapi, dan sebagainya).
2. Rebung : Anak (bakal batang) buluh masih kecil dan masih muda, biasa dibentuk sayur.
3. Membujang : Menjadi orang yang belum atau tidak kawin
4. Pencak: Permainan dengan kemampuan untuk menjaga diri dengan kepandaian menangkis, mengelak dan sebagainya.
5. Perwira : Anggota prajurit yang berpangkat diatas bintara.
6. Beleng : Hanya satu, cuma seorang diri (tanpa adik atau kakak)
7. Tabiat : Perangai; watak; budi pekerti; perbuatan yang dilakukan; kelakuan; tingkah laku.
8. Kenduri : Perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, minta berkat, dan sebagainya.
9. Musabab : Sebab dari segala alasannya (yang menjadi asal); yang menyebabkan.
10. Mempersunting : Meminang dengan tujuan untuk memperistri.
B. MAJAS DI CERPEN
No. | Gaya Bahasa | Kalimat |
1. | Antitesis : Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlainan arti satu dengan yang lainnya | Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan menolong keluarga mana saja yang akan menggelar pesta, tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya membludak atau orang biasa yang cuma sanggup menggelar selamatan seadanya. |
2. | Retorik : Ungkapan pertanyaan yang jawabannya sudah terkandung di dalam pertanyaan tersebut | Orang bau tanah mana yang tidak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Apa susahnya menghadirkan Makaji? |
3. | Paradoks : Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seperti bertentangan, tetapi serempak keduanya benar | Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang. |
4. | Hiperbola Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal | Adik–adiknya sudah melayang hambur ke negri orang. Dua kali meriam ditembakan ke langit. |
5. | Ironi : Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang serempak dan menyampaikan kebalikan dari fakta tersebut. | Kuah gulai rebungnya encer mirip kuah sayur toge. |
6. | Personifikasi : Pengungkapan dengan menggunakan sikap insan yang diberikan terhadap sesuatu yang bukan manusia | Akibatnya, berseraklah fitnah dan cela yang harus ditanggung tuan rumah. Tetapi macam-macam suguhan tidak menggugah selera. |
7. | Alegori : Menyatakan dengan cara lain, lewat kiasan atau penggambaran. | Tabiat orang bau tanah memang senantiasa begitu, walau terasa semanis gula tak bakal eksklusif direguknya, meski sepahit empedu tidak pula tergesa-gesa dimuntahkannya, harus matang ia menimbang. Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, mirip sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan. |
8. | Simile :Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, mirip layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai" | Ibarat emas dan loyang perbedaan mereka. |
Yaap sekian postingan kali ini, supaya bermanfaat!
BACA JUGA